Sabtu, 04 Maret 2017

AL-QUR’AN ?? APA SIH AL-QUR’AN ITU??



Assalamualaikum Wr. Wb.

Kali ini saya akan memposting tentang AL-QUR’AN
AL-QUR’AN ....

AL-QUR’AN adalah kitab umat agama islam yang diturunkan oleh ALLAH SWT kepada Nabi MUHAMMAD SAW pada tanggal 17 Ramadhan tepatnya di Gua Hiro melalui perantara malaikat JIBRIL sebagai pengantar wahyu. AL-QUR’AN merupakan Kitab Terakhir yang ALLAH SWT turunkan kepada para rasul. AL –QUR’AN terdiri dari 30 juz,  114 Surah, dan 6.236 Ayat. Surah pertama yang turun adalah surah Al – alaq ayat 1-5. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah swt sebagai pedoman hidup Manusia.

Itu penjelasan Al – Qur’an secara UMUM yang sudah diketahui oleh seluruh umat manusia.  

Menurut Saya sendiri, AL –Qur’an adalah kitab yang harus dibaca dan dipahami oleh umat agama islam seperti yang telah dijelaskan dalam surah al – alaq ayat pertama yakni Iqra’ yang artinya “BACALAH” untuk  itu,  Al- Qur’an tidak hanya dijadikan sebagai pajangan melainkan dibaca dan dipahami maknanya. Karena yang terkandung di dalam Al – Qur’an itu tidak sembarang Tulisan melainkan itu adalah kebenaran dalam kehidupan yang sedang kita jalani ini. orang yang beragama islam sangat percaya bahwa Al – Qur’an kitab yang Allah swt turunkan kepada nabi Muhammad saw untuk petunjuk hidup manusia. Tidak hanya itu, al – qur’an juga mempunyai banyak fungsi salah satunya yakni sebagai obat menentramkan hati ketika hati sedang gelisah, kacau dan galauu.. buat para anak-anak muda yang galau, obatnya tidak bisa dibeli di apotik apalagi mendengarkan musik galau, saya beri tips nya yakni membaca Al – Qur’an, jika tidak percaya bisa dibuktikan sekarang... apalagi di zaman yang modern ini, Al – Qur’an mudah didapat, mudah dibawa kemana-mana, ada yang berupa kitab kecil, ada yang berupa aplikasi Al – Qur’an yang tidak perlu beli melainkan hanya mendownload secara gratis saja sehngga praktis dan lebih hemat. Untuk itu saran saya, sering-seringlah membaca Al – Qur’an, minimal sehari sekali.  

Nah, itu tadi pendapat saya sendiri tentang Al –Qur’an dan ini hanyalah pendapat saya, jika ada yang salah, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Ingatlah bahwa manusia tidak luput dari kesalahan.  Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Rabu, 28 September 2016

JENIS-JENIS PENELITIAN

JENIS-JENIS PENELITIAN

Berdasarkan Bidang Ilmu
1.      Penelitian Esakta
Penelitian esakta lebih mengutamakan data dri hasil-hasil eksperimen. Penelitian ini sebagian besar dengan perhitungan-perhitungan dan analisis kuantitatif. Dapat diadakan kapan saja, dan bila di tes lagi, peluang terjadi persamaan lebih besar. Dengan kata lain, generalisasikan dapat diterapkan pada penelitian lain, sejauh variabelnya sama. Contohnya, daya tembus sinar radioaktif (α, β, γ). Dibagi menjadi beberapa disiplin ilmu, yaitu
–          Biologi
–          Kimia
–          Fisika
–          Kedokteran
–          Astronomi
–          Geologi
–          Geografi
2.      Penelitian non-Esakta
Penelitian non-esakta lebih menekankan pada pola-pola hubungan dan tatanan dalam masyarakat. Kejadian bersifat situasional dan dinamis, tergantung pada kondisi sosiokultural masyarakat. Pengolahan data menggunakan analisis kualitatif Sulit digeneralisasikan meskipun variael-variabelnya sama. Contohnya, penelitian mengenai budaya masyarakat migran, presepsi masyarakat terhadap modernisasi. Dibagi menjadi beberapa bidang ilmu diantaranya
–          Agama/Teologi
–          Sejarah
–          Antropologi
–          Sosiologi
–          Pendidikan
–          Psikologi
–          Filsafat

 
 Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya
Penggolongan penelitian menurut tempat pelaksanaannya, dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a.     Penelitian laboratorium
         Penelitian jenis ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan penelitian laboratorium untuk ilmu pengetahuan sosial ialah: mengumpulkan data, mengadakan analisa, mengadakan test, serta memberikan interpretasi terhadap sejumlah data, sehingga orang bisa meramalkan kecenderungan gerak satu gejala sosial dalam satu masyarakat tertentu. Laboratorium pengetahuan sosial ini memberikan bimbingan pada sejumlah ilmuwan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk melakukan penelitian secara kooperatif.
b.     Penelitian lapangan (field research)
       Penelitian lapangan dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya. Misalnya saja penelitian tentang kehidupan para guru, masalah religiusitas masyarakat desa, penelitian anak-anak pencandu narkoba, dan lain-lain. Penelitian lapangan pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realistis apa yang tengah terjadi pada suatu saat di tengah masyarakat. Jadi, mengadakan penelitian mengenai beberapa masalah aktual yang kini tengah berkecamuk dan mengekspresikan diri dalam bentuk gejala atau proses sosial.
c.     Penelitian perpustakaan (library research)
        Penelitian perpustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya berupa; buku-buku, majalah, naskah-naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain. Pada hakekatnya, data yang diperoleh dengan jalan penelitian perpustakaan tersebut dijadikan fundasi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di tengah lapangan. 

Berdasarkan Tujuan
1.    Penelitian Eksplorasi
Penelitian eksplorasi adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk menemukan ilmu (pendidikan ) dan masalah masalah yang baru dalam bidang pendidikan.ilmu pendidikan dan masalah masalah yang diperlukan melalui penelitian pendidikan benar benar baru  dan belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya,suatu penelitian telah menghasilkan profil atau kriteria kepemimpinan efektif dalam manejemen berbasis sekolah,atau penelitian tentang suatu metode atau prosedur baru dalam pembelajaran bahasa inggris yang menyenangkan peserta didik.
2.    Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk mengembangkan ilmu (pendidikan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan, memperdalam atau memperluas ilmu (pendidikan) yang telah ada. Misalnya, penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA atau penelitian tentang sistem penjaminan mutu (Quality asurance) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterapkan dalam organisasi bisnis atau perusahaan.
3.    Penelitian Verifikasi
Penelitian ini adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk menguji kebenaran ilmu-ilmu (pendidikan) yang telah ada, baik berupa konsep, prinsip, prosedur, dalil maupun praktek pendidikan itu sendiri. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau masalah-masalah ilmu pendidikan.
Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan, atau penelitian yang dilakukan untuk menguji efektifitas model-model pembelajaran yang telah ada dalam mata pelajaran tertentu.

Berdasarkan Pendekatan
1.    Penelitian Kuantitatif (quantitative research)
Penelitian kuantitatif ini adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuraan yang cermat terhadap varaiabel-variabel tertentu, sehingga mengasilkan simpulan simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan terutama untuk mengembangkan teori dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan pengkuran disertai analisis secara statis di dalam penellitian mengimplikasikan bahwa penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
2.    Penelitian Kuliatatif (Qualitative Research)
Penelitian kualitatif  ini adalah penelitian untk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakuukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. Proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan pengamatan terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari, berinteraksi dengan mereka, dan berupaya dalam memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu, peneliti harus terjun dalam lapangan dengan waktu yang cukup lama.
3.    Penelitian Perkembangan (Developmental Reseach)
Penelitian perkembangan ini adalah suatu kajian tentang pola dan urutan pertumbuhan dan / atau perubahan sebagai fungsi waktu. Objek penelitiannya adalah perubahan atau kemajuan yang dicapai oleh individu, seperti peserta didik, guru, kepala sekolah, dan unit-unit pendidikan lainnya. Tujuan peelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan individu dalam kurun waktu tertentu.
Penelitian perkembangan terdiri dari tiga jenis.
a.    Studi alur panjang (longitudinal)
Studi ini mempelajari pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan individu yang sama, perkembangan yang berbeda dalam waktu yang cukup lama (jangka panjang)
b.    Studi silang-sekat (cross-selectional)
Studi ini mengkaji tentang pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan yang terjadi pada individu pada tingkat atau kelompok usia tertetu dengan waktu yang cukup singkat (jangka pendek). Peneliti tidak perlu mengamati individu teralu lama karena dapat diganti dengan subjek baru dari berbagai kelompok/tingkat usia. Untuk menarik simpulan, peneliti tidak perlu menunggu waktu yang cukup lama. Misalnya, meneliti tentang kemampuan berbahasa Indonesia pada peserta didik di kelas satu saja atau di kelas dua saja, dan seterusnya. 
c.    Studi kecenderungan (ternd) 
Studi ini bertujuan untuk menentukan bentuk perubahan di masa lampau agar dapat memprediksi bentuk perubahan di masa datang. Fungsi studi ini adalah memprediksi kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Berdasarkan Metode
1.    Penelitian sejarah
Pada dasarnya, penelitian sejarah  merupaka expost facto research di bawah payung qualitative research. Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan manipulasi atau kontrol terhadap variabel, sebagaimana jenis-jenis penelitian di bawah payung quantative research. Penelitian sejarah memfokuskan kajiannya terhadap fenomena, peristiwa atau perkembangan yang terjadi pada masa lampau. Tujuannya yakni untuk : 
(a) mendeskripsikan dan merekontruksi fenomena masa lampau secara sistematis, obyektif dan rasional dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti secara faktual untuk memperoleh simpulan yang kuat.
(b) meningkatkan pemahaman dan memperkaya wawasan kita tentang fenomena di masa lalu dan bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, serta kemungkinan-kemungkinan penerapannya pada masa yang akan datang.
Sehubungan dengan penelitian sejarah, John W. Best (1997) menjelaskan sejarah merupakan “rekaman” prestasi manusia. Ia bukan semata-semata daftar rangkaian peristiwa secara kronologis, melainkan suatu deskripsi berbagai hubungan yang benar-benar manunggal antara manusia, peristiwa, waktu dan tempat. Tidak semmua orang bisa dijadikan  subjek penelitian sejarah tanpa diperhitungkan juga interaksinya dengan gagasan-gagasan, gerakan-gerakan, atau instuisi-instuisi yang hidup pada jamannya. 
Dalam penelitian sejarah dapat juga diajukan hipotesis meskipun hipotesis tersebut tidak selalu dinyatakan secara eksplisit. Biasanya sejarahwan menyimpulkan bukti-bukti dan secara cermat menilai kepercayaannya. Jika buktinya ternyata cocok dengan hipotesisnya, maka hipotesis tersebut teruji. Sumber data yang dapat digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu : 
(a)    sumber primer, (a.1) sumber yang diperoleh secara langsung dari objek peninggalan masa lampau, seperti : candi, istana, senjata, dsb. (a.2) cerita, penuturan, dan catatan dari para saksi mata ketika peristiwa tersebut terjadi, seperti : undang-undang, piagam, otobiografi, dsb.
(b)    Sumber sekunder  adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui bahan-bahan/dokumen tertulis, seperti : ensiklopedia, buku, majalah, koran, dsb.
Sumber informasi dalam penelitian sejarah dapat dikelompokkan menjadi empat bagian : 
(a)    dokumen, yaitu materi yang tertulis dalam bentuk buku, majalah, koran, dsb.
(b)    Rekaman yang bersifat numerik, yaitu rekaman yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk data numerik, misalnya skor tes, laporan sensus, dsb.
(c)    Pernnyataan lisan, yaitu melakukan wawancara dengan orang yang merupakan saksi saat peristiwa lalu terjadi. Ini merupakan bentuk khusus dari penelitian sejarah yang disebut oral history.
(d)    Relief, yaitu objek fisik atau karakteristik visual yang memberikan beberapa informasi tentang peristiwa masa lalu. Contohnya, monumen, peralatan, pakaian, dsb.
Untuk menjamin kebenaran informasi yang ada, terutama dalam data sekunder perlu diadakan external critism maupun internal critism. Dalam external critism dikaji tentang siapa yang menulis dokumen, apa tujuan penulisan dokumen tersebut, kapan dan dimana dokumen itu dibuat, dalam kondisi yang bagaimana dokumen itu ditulis, apakah dokumen tersebut merupakan naskah asli, dan seterusnya. Untuk menetapkan umur satu dokumen, peneliti dapat meibatkan unsur-unsur penting, seperti pengujian tnda tangan, bentuk huruf, penggunaan bahasa dan termasuk juga uji fisik  dan kimiawi atas tinta, cat, kertas, dsb. Dalam internal critism dikaji, misalnya apa yang  dimaksudkan oleh pengarang dalam pernyataannya, apakah pernyataannya tersebut dapat dipercaya, apakah terlihat konsistensi antara pernyataan yang satu dengan yang lainnya, dsb. Peneliti sejarah harus benar-benar yakin bahwa datanya autentik dan akurat, sehingga dapat memandang data tersebut sebagai bukti sejarah yang berharga untuk ditelaah secara serius. 
Karakteristik penelitian sejarah, yaitu : 
(a)    Menggunakan data sekunder, data yang diobservasi oleh orang lain.
(b)    Hanya mengumpulkan informasi, karena itu jika tidak dilakukan ekstra hati-hati, informasi tersebut kurang valid dan reliabel, berat sebelah dan bias.
(a)    Selain data sekunder, ada juga data primer yang dikumpulkan melalui pengamatan melalui pengamatan secara langsung. Diantara kedua data tersebut, data primer dianggap memiliki otoritas yang kuat sebagai bukti tangan pertama dan diberi prioritas dalam pengumpulan data.
(b)    Terdapat dua jenis kritik yang digunakan untuk menentukan nilai atau bobot data yakni: kritik eksternal dan kritik internal. 
(c)    Dibandingkan dengan penelitian perpustakaan, pendekatan sejarah lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas.
Menurut Fraenkel dan Wallen (1990), ada empat langkah pokok dalam penelitian sejarah, yaitu merumuskan masalah, menemukan sumber-sumber informasi sejarah yang relevan, meringkas dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut, serta mempresentasikan dan menginterpretasikan informasi-informasi tersebut yang dihubungkan dengan masalah atau pertanyaan dalam penelitian. Langkah-langkah ini dapat diuraikan lagi menjadi beberapa tahap, dan setiap tahap terdiri atas langkah-langkah operasional sebagai berikut :
Tahap pertama : persiapan penelitian
Pada tahap ini biasanya peneliti menyusun desain penelitian, yang meliputi: memilih dan merumuskan masalah, menetapkan tujuan penelitian, menjelaskan manfaat hasil penelitian, merumuskan asumsi, memilih pendekatan penelitian, menentukan langkah-langkah kegiatan penelitian, menyusun instrumen dan pedoman analisis data. 
Tahap kedua : pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian sejarah dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 
a.    Heuristik (pengumpulan data)
b.    Kritik (verifikasi)
c.    Interpretasi (penafsiran)
d.    Histiriograf (penulisan sejarah)
Tahap ketiga : penyusuna laporan hasil penelitian
2.    Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini. Pola-pola penelitian deskriptif ini antara lain : survey, studi kasus, causal-comparative, korelasional, dan pengembangan. Tujuannya adalah untuk (a) menjelaskan suatu fenomena, (b) mengumpulkan informasi yang bersifat aktual dan fuktual berdasarkan fenomena yang ada, (c) mengidentifikasi masalah-masalah atau melakukan justifikasi kondisi-kondisi dan praktik-praktik yang sedang berlangsung, (d) membuat perbandingan dan evaluasi, dan (e) mendeterminasi apa yang dikerjakan orang lain apabila memiliki masalah atau situasi yang sama dan memperoleh keuntungan dari pengalaman mereka untuk membuat rencana dan keputusan di masa yang akan datang. 
3.    Penelitian eksperimen
Penelitian ekperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Bentuk penelitian eksperimen menurut Tuckman (1982) ada 4 jenis, yaitu pre experimental, true experimental, factorial, dan quasi experimental. Berbeda dengan Tuckman, Sukmadinata (2009) dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian eksperimen berdasarkan variasinya terdiri dari penelitian ekperimen murni (true experimental), eksperimen kuasi (quasi experimental), eksperimen lemah (weak experimental) dan eksperimen subjek tunggal (single subject experimental).
Eksperimen murni merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan karakteristiknya (dicari yang sama). Sedangkan pada eksperimen semu (quasi experimental) pengontrolan variabel hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.
Eksperimen lemah merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen, tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya. Eksperimen jenis ke empat adalah eksperimen subjek tunggal. Eksperimen subjek tunggal merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi dan lemah belaku.

4.    Penelitian survey
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survey adalah suatu desain yang digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak ada intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang,pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat dilakukan tanya jawab langsung atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan penyebaran kuisioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan juga melalui telepon, video confeence maupun tatap muka-langsung. Keuntungan dari survey ini adalah dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat superfisial. Oleh karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika dilaksanakan analisa secara bertahap.
Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi. Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan dating, penelitian operational dan pengembangan indikaor-indikator social. 

5.    Penelitian ekspos fakto
Penelitian ekspos fakto (after the fact) merupakan penelitian yang dilakukan terhadap suatu kejadian yang telah berlangsung. Jenis penelitian ini disebut juga sebagai restropective study karena meneusuri kembali terhadap suatu peristiwa dan kemudian menelusuri ke belakang untuk menyelidiki faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami. Penelitian ini merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau tidak dlakukan pada saat penelitian berlangsung. 
Dalam beberapa hal penelitian ekspos fakto dapat dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen atau sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama, kemudian diberi perlakuan yang berbeda.
 
Berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian bisa dibedakan menjadi 2 macam penelitian, yaitu:
a.     Penelitian Cross-sectional
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan.
Satu hal yang diingat bahwa pengertian satu waktu tertentu tidak bisa hanya dibatasi pada hitungan minggu, bulan atau  tahun saja. Tidak ada batasan baku untuk menunjukkan  satu waktu tertentu. Akan tetapi, yang digunakan adalah bahwa penelitian itu telah selesai. Dengan demikian, bisa saja seorang melakukan penelitian di bulan Januari, kemudian karena ada keperluan mendesak, pada bulan Februari dan Maret, ia kembali ke rumahnya. Pada bulan April, ia kembali lagi kelapangan untuk meneruskan pengumpulan data. Sekalipun peneliti mendatangi lokasi penelitian sebanyak dua kali, ia tetap dikategorikan melakukan penelitian cross-sectional.Dengan demikian, konsep satu waktu tertentu dalam satu penelitianlah yang digunakan untuk menentukan bahwa penelitian itu merupakan penelitiancross-sectional.[15]
b.     Penelitian longitudinal
.  Penelitian jenis ini dilakukan antarwaktu. Dengan demikian, setidaknya terdapat dua kali penelitian dengan topik dan gejala yang sama, tetapi dilakukan dalam waktu yang berbeda. Namun bukan berarti jika ada dua penelitian yang dilakukan dalam waktu yang berbeda dengan topik yang sama selalu dikategorikan ke dalam penelitian longitudinal, tetapi ada kata kunci yang harus dipegang, yaitu adanya upaya perbandingan antara hasil penelitian. Dengan kata lain, penelitian longitudinal sudah direncanakan sejak awal penelitian, dan bukannya secara kebetulan terjadi.[16] 
Penelitian longitudinal merupakan penelitian yang mencoba melihat perubahan yang terjadi. Penelitian longitudinal terbagi lagi ke dalam tiga bentuk, yaitu:
1)     Penelitian kecenderungan, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu yang berbeda, serta responden atau informan yang berbeda.  
2)    Penelitian panel, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu yang berbeda, dan responden atau informan yang sama. Dengan penelitian ini, seseorang akan diteliti minimal sebanyak dua kali. Permasalahan yang seringkali muncul dalam penelitian ini adalah jika jangka  waktu antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya berdurasi cukup lama sehingga ada kemungkinan responden yang dulu dijadikan sampel, kina sudah tidak bisa ditemui lagi, bisa jadi karena dia sudah meninggal dunia atau bisa juga karena sudah pindah rumah.
3)    Penelitian kohort, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama, yang dilakukan pada waktu yang berbeda dengan responden atau informan yang memiliki karakteristik yang sama. Dengan demikian, orang-orang yang diteliti berbeda, tetapi memiliki ciri-ciri yang sama. Ciri-ciri ini bisa berbentuk apa pun juga. Bisa saja mereka memiliki kesamaan pengalaman hidup, kesamaan tempat tinggal, kesamaan keturunan, kesamaan alumni, kesamaan latar belakang pekerjaan, kesamaan status, dan lain sebagainya. Misalnya kita akan melakukan penelitian di tahun 1990 kepada orang-orang yang berusia 45 tahun.  Tahun 2000 kita melakukan penelitian yang sama dengan orang-orang yang berusia 55 tahun. Karakteristik apa yang sama? Mereka adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1945. Dengan demikian, karakteristik yang sama adalah tahun kelahiran. Tidak hanya itu, ternyata peneliti menginginkan agar semua orang yang diteliti pada tahun 1965 berusia 20 tahun sehingga dapat mengetahui tentang kejadian pemberontakan G 30 S PKI, dan sama-sama mengalaminya.

SUMBER : http://anandaheristina.blogspot.co.id/2014/11/jenis-jenis-penelitian.html


Minggu, 02 November 2014

TEOREMA PYTHAGORAS




Teorema Pythagoras




   Sejarah Teorema Pythagoras

 

Dalam matematika, teorema pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf dan matematikawan Yunani abad ke-6 SM, Pythagoras. Pythagoras sering dianggap sebagai penemu teorema ini meskipun fakta-fakta teorema ini sudah diketahui oleh matematikawan India (dalam Sulbasutra Baudhayana dan Katyayana), Yunani, Tionghoa, dan Babilonia jauh sebelum Pythagoras lahir. Pythagoras mendapat kredit karena ialah yang pertama membuktikan kebenaran universal dalam teorema ini melalui pembuktian matematis.
Pythagoras (570 SM – 495 SM), bahasa Yunani: (Πυθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya. Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). 


Rumus Pythagoras


Rumus Pythagoras adalah rumus yang digunakan untuk mencari panjang sisi pada sebuah segitiga siku-siku. Penemu rumus ini adalah seorang ahli matematika dari Yunani yang bernama Pythagoras.

Perhatikan gambar berikut:





Sisi AB disebut juga dengan sisi c ,sebab berhadapan dengan sudut C.Sisi BC disebut juga dengan sisi a ,sebab berhadapan dengan sudut A.Sisi AC disebut juga dengan sisi b ,sebab berhadapan dengan sudut B.




Rumus untuk mencari panjang sisi segitiga siku-siku dengan menggunakan rumus Pythagoras adalah sebagai berikut :





Kuadrat sisi AB = kuadrat sisi AC + kuadrat sisi BC. atau AB2 = AC2 + BC2
Rumus untuk mencari panjang sisi alas yaitu:a2 = c 2 - b 2
Rumus untuk mencari sisi samping yaitu:b2 = c 2 - a 2
 

 Contoh soal

Soal No. 1
Diberikan sebuah segitiga siku-siku pada gambar berikut ini:

 
Tentukan panjang sisi miring segitiga!

Pembahasan
AB = 6 cm
BC = 8 cm
AC = ......

Mencari sisi miring sebuah segitiga dengan teorema pythagoras:


 

Soal No. 2
Diberikan sebuah segitiga siku-siku pada gambar berikut ini:



Tentukan panjang sisi alas segitiga!

Pembahasan
PR = 26 cm
PQ = 10 cm
QR = ......

Menentukan salah satu sisi segitiga yang bukan sisi miring:


 

Soal No. 3
Sebuah segitiga siku-siku memiliki sisi miring sepanjang 35 cm dan sisi alas memiliki panjang 28 cm.



Tentukan luas segitiga tersebut!

Pembahasan
Tentukan tinggi segitiga terlebih dahulu:


 

Luas segitiga adalah setengah alas dikali tinggi sehingga didapat hasil:


 

Soal No. 4
Perhatikan gambar segitiga berikut!



Tentukan panjang sisi AB!

Pembahasan
Perbandingan panjang sisi-sisi pada segitiga siku-siku dengan sudut 45° adalah sebagai berikut:



Bandingkan sisi-sisi yang bersesuaian didapat:


 
 Berikutnya akan dibahas soal-soal segitiga yang menggunakan perbandingan  dengan sudut-sudut 30o dan 60o
Soal No. 5
Perhatikan gambar segitiga ABC berikut ini!




Jika panjang AC 12√3 cm dan sudut C sebesar 30°, tentukan panjang AB dan panjang BC!

Pembahasan
Tengok perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku yang mengandung sudut 30° dan 60° kemudian kita buat perbandingan dengan segitiga ABC:



Dari sisi-sisi yang bersesuaian diperoleh:

Soal No. 6
Perhatikan gambar!



Panjang AD adalah....
A. 15 cm
B. 17 cm
C. 24 cm
D. 25 cm
(Dari Soal UN Matematika SMP - 2011 Teorema Pythagoras)

Pembahasan
Tentukan panjang AC dari segitiga ABC terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan mencari panjang AD dari segitiga ACD, keduanya adalah sisi miring pada masing-masing segitiga.

Soal No. 7
Perhatikan gambar berikut!



Panjang AB = BC = 8 cm dan CD = AD = 6 cm. Panjang AC =.....
A. 4,8 cm
B. 9,6 cm
C. 10 cm
D. 14 cm

Pembahasan
Perhatikan segitiga ABD, yang siku-siku di A. Ingat bab sudut keliling lingkaran, kenapa sudut A adalah 90°.



Dengan pythagoras akan ditemukan panjang BD = 10 cm. Terlihat segitiga ABD dengan alas BD = 10 cm dan tinggi t yang belum diketahui. Putar sedikit segitiga ABD hingga seperti gambar dibawah.



Setelah diputar, DA = 6 cm menjadi alas dan AB = 8 cm menjadi tingginya. Dengan prinsip bahwa luas satu segitiga itu sama meskipun mengambil alas dan tinggi yang berbeda, diperoleh nilai tinggi sebelum segitiga diputar.



Jadi panjang AC adalah 9,6 cm.

Soal No. 8
Perhatikan limas TABCD alasnya berbentuk persegi. Keliling alas limas 72 cm, dan panjang TP = 15 cm.



Volume limas adalah...
A. 4.860 cm3
B. 3.888 cm3
C. 1.620 cm3
D. 1.296 cm3

Pembahasan
Penerapan teorema pythagoras pada penentuan volume sebuah limas. Volume limas adalah sepertiga kali luas alas kali tingginya.

Panjang salah satu sisi alas karena bentuknya persegi adalah
s = keliling / 4
s = 72 / 4 = 18 cm



Dengan pythagoras tingginya dapat ditentukan, kemudian masukkan ke volume limas.



Soal No. 9
Perhatikan gambar trapesium ABCD berikut ini!



AD = 13 cm, dan AE = 10 cm. Panjang CH = panjang HI.
AB = 64 cm dan ΔEAK, ΔFKL, ΔGLM dan ΔHMB samakaki.
Tentukan luas daerah yang diarsir!

Soal No. 10
Diketahui keliling belahketupat 52 cm dan salah satu diagonalnya 24 cm. Luas belahketupat ABCD adalah....
A. 312 cm2
B. 274 cm2
C. 240 cm2
D. 120 cm2

Pembahasan
Penerapan teorema pythagoras dalam menentukan luas bangun datar. Belahketupat kelilingnya 52
Panjang sisi belahketupat AB = BC = CD = DA = 52 : 4 = 13 cm




Jika AC = 24, maka panjang AE = 12 cm. Gunakan pythagoras untuk mendapatkan panjang BE, diperoleh BE = 5 cm, sehingga diagonal BD = 10 cm

Luas belah ketupat = (AC x BD) / 2 = (24 x 10) / 2 = 120 cm2
Soal No. 11
Berikut ini adalah ukuran sisi-sisi dari empat buah segitiga :
I. 3 cm, 4 cm, 5 cm
II. 7 cm, 8 cm, 9 cm
III. 5 cm, 12 cm, 15 cm
IV. 7 cm, 24 cm, 25 cm

Yang merupakan ukuran sisi segitiga siku-siku adalah....
A. I dan II
B. I dan III
C. II dan III
D. I dan IV

Pembahasan
Angka-angka yang memenuhi pythagoras / tripel pythagoras / tigaan pythagoras diantaranya:
3, 4, 5 dan kelipatannya seperti (6, 8, 10), (9, 12, 15), (12, 16, 20) dan seterusnya.
5, 12, 13 dan kelipatannya.
7, 24, 25 dan kelipatannya
8, 15, 17 dan kelipatannya
9, 40, 41 dan kelipatannya
11 ,60, 61 dan kelipatannya
12, 35, 37 dan kelipatannya
13, 84, 85 dan kelipatannya
15, 112, 113 dan kelipatannya
16, 63, 65 dan kelipatannya
17, 144, 145 dan kelipatannya
19, 180, 181 dan kelipatannya
20, 21, 29 dan kelipatannya
20, 99, 101 dan kelipatannya
dan seterusnya masih banyak lagi.

Jawab: D. I dan IV.
Soal No. 12
Diberikan sebuah segitiga siku-siku samakaki seperti gambar!


 
 Jika panjang sisi miring segitiga adalah 80, tentukan panjang x.

Pembahasan
Teorema pythagoras untuk segitiga di atas:






  Pembuktian Teorema Pythagoras
Alat dan Bahan :
1.    Kertas
2. Pensil & Penghapus
3. Penggaris



Langkah-langkah membuktikan Teorema Pythagoras :
1.      Gambarlah 2 buah segitiga siku-siku yang ukurannya sama, seperti berikut :

 


  
2.      Kemudian putar salah satu segitiga hingga 90o searah jarum jam maka akan kita peroleh segitiga berikut (gambar putus-putus). Jika segitiga yang putus-putus ini kita geser maka kita peroleh sebagai berikut :




3.      Bentuk di atas bisa kita anggap sebagai trapesium. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :
 

Maka kita tahu bahwa luas trapesium tersebut sama dengan jumlah luas tiga buah segitiga
L = 2L1 + L2
½ (a + b)(a+ b) = 2. ½ ab + ½ c2
(a + b)2 = 2ab + c2
a2 + 2ab + b2 = 2ab + c2
a2 + b2 = c2